Rupiah Melemah, Ketegangan AS-Tiongkok Jadi Biang Kerok?
- 22 April 2025
- Rhoely Maguire
- Internasional
Nilai tukar rupiah belakangan ini makin melemah terhadap dolar AS, dan salah satu penyebab utamanya datang dari jauh: ketegangan politik dan ekonomi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Awal Maret lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru sebesar 10% terhadap berbagai produk asal Tiongkok. Langkah ini langsung bikin dolar AS menguat, sementara mata uang negara-negara berkembang—termasuk Indonesia—jadi tertekan.
Menurut analis dari Bank Woori Saudara, Rully Nova, kebijakan tersebut bikin pasar jadi tegang, dan akhirnya berimbas ke mata uang seperti rupiah. “Pasar global itu sensitif. Begitu ada gonjang-ganjing di dua negara besar, dampaknya bisa sampai ke sini,” jelas Rully.
Nggak cuma soal tarif, penunjukan David Perdue sebagai Duta Besar AS untuk Tiongkok juga bikin situasi makin panas. Perdue dikenal punya sikap keras terhadap Tiongkok, dan ini bikin pelaku pasar makin waspada. Efeknya? Nilai tukar rupiah makin tertekan.
Bank Indonesia sendiri sudah turun tangan dengan intervensi di pasar valuta asing demi menstabilkan kondisi. Tapi tetap aja, ketidakpastian global dan tantangan ekonomi dalam negeri bikin upaya ini nggak mudah.
Jadi, buat kamu yang suka pantau nilai tukar atau punya rencana ke luar negeri, sepertinya sekarang waktu yang pas buat lebih waspada. Karena kondisi global yang panas ini, dampaknya bisa langsung terasa di dompet kita.