Makassar – Bayangkan kalau dalam sekejap hidupmu berubah total. Itu yang dialami Henry Evans, mantan eksekutif Silicon Valley, yang 22 tahun lalu mengalami stroke parah. Akibatnya, ia lumpuh total dari leher ke bawah dan kehilangan kemampuan bicara.
Buat banyak orang, kondisi itu mungkin akhir dari segalanya. Tapi tidak untuk Henry. Ia justru menjadikan keterbatasannya sebagai motivasi untuk membantu orang lain. Kini, ia dikenal sebagai aktivis robotika yang mendorong pengembangan teknologi adaptif bagi penyandang disabilitas.
Teknologi yang Mengubah Hidup
Dengan bantuan robot dan perangkat canggih, Henry bisa kembali melakukan hal-hal yang dulu mustahil baginya. Mulai dari menyentuh wajah istrinya dengan bantuan robot, hingga bisa "berjalan" secara virtual. Teknologi ini bukan hanya memulihkan sebagian kendali hidupnya, tapi juga memberi harapan baru bagi jutaan orang difabel.
Tak Hanya Robotika, Tapi Juga Musik
Yang lebih mengejutkan, Henry juga menyalurkan semangatnya lewat musik. Meski tidak bisa menulis dengan tangan, ia tetap menciptakan lagu country – satu huruf demi satu huruf – dengan bantuan teknologi. Semangat pantang menyerah ini bikin banyak orang kagum.
10 Tantangan Yang Akan Dihadapi Dibidang IT
Semangat yang Menular
Dalam sebuah wawancara, Henry mengaku dirinya ingin menunjukkan bahwa hidup tetap bisa berarti, meski dengan segala keterbatasan. “Teknologi bisa jadi jembatan, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk semua orang yang ingin meraih kembali kendali hidupnya,” ujarnya dengan penuh semangat.
Jadilah orang pertama yang memberikan komentar.